Umbi-umbian merupakan jenis tanaman yang memperoleh bahan nabati alami dari dalam permukaan tanah, merupakan salah satu bahan pangan bentuk pati yang kaya akan karbohidrat selain jenis makanan pokok berjenis serelia,padi, (Tati Estiasih,Widya Dwi Rukmi Putri,Elok Waziiroh, 2017), umbi umbian sendiri dapat tumbuh tanpa bergantung pada iklim secara spesifik begitu juga dengan jenis tanahnya,
namun umbi-umbian tumbuh subur pada wilayah tropis dengan suhu dan kelembapannya (Retno Utami,Titiek F. Djaafar, 2014), itulah mengapa umbi-umbian juga merupakan makanan pokok diberbagai daerah di Indonesia karena memang tumbuh subur diberbagai wilayah di Indonesia dan jenis kacang-kacangan, jenis dari umbi-umbian secara khusus dan spesifik dibagi lagi berdasarkan tempat tumbuh, jenis, dan berbagai hal lain yang mempengaruhi tumbuh kembang umbi tersebut, beberapa jenis tersebut antara lain :
Selain pengelompokan berdasarkan jenis, dan tanamannya Umbi-umbian juga dibagi menjadi dua berdasarkan pengembangan dan budidaya-nya yaitu umbi mayor dan umbi minor perbedaannya umbi mayor merupakan jenis umbi yang digalakkan oleh pemerintah dari hasil pemanfaatannya, sedangkan umbi minor merupakan proyek penelitian yang masih terus dilanjutkan penegmbangan dan pemanfaatannya (IW Gede Sedana Yoga, Amna Hartiati, 2015).
Seperti yang sudah dibahas diatas bahwa umbi-umbian merupakan salah satu makanan pokok masyarakat indonesia selain beras, atau jenis serelia-an, dan kacang-kacangan lainnya, data tersebut juga dituangkan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) indonesia dalam suatu laporan konsumsi pangan di Indonesia yang di survei kan pada tahun 2013-2018,
Dalam laporan tersebut tercantum bahwa umbi-umbian merupakan cadangan pangan kedua terbesar setelah jenis beras (padi) (Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan, 2019), meskipun dengan selisih sangat jauh, namun nyatanya persediaan hasil produksi umbi-umbian di Indonesia sendiri berdasarkan riset dari kementrian Pertanian tahun 2015 ketahanan pangan sektor umbi-umbian terhitung tinggi dengan hasil produksi 21,8 juta ton Ubi kayu, 2,3 juta ton ubi jalar, dan 1,2 juta ton pada kentang, kemudian umbi-umbian jenis lain seperti kentang pada tahun 2012 sebanyak 312,7 ribu ton dan tanaman bengkoang yang mencatat hasil produksi tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 57 ribu ton (Universitas Andalas, 2021) dalam catatan berbeda pula, badan ketahanan pangan mencatat hasil berikut sebagai gambaran produksi umbi-umbian dengan lebih spesifik.
Selain mudah diolah sebagai makanan pokok, jenis lain umbi-umbian juga memiliki banyak sekali manfaat, diharap dengan potensi masyarakat Indonesia umbi-umbian dari beberapa jenis dapat menjadi potensi pengolahan yang baik dan kedepan juga dapat membuka peluang sebagai salah satu UMKM level rumahan atau mungkin juga potensi industri yang lebih besar, sebagai salah satu panganan pokok pengganti nasi, tentunya harus memliki kandungan gizi yang menyerupai atau setara dengan yang biasa kita konsumsi guna memenuhi kebutuhan sehari hari masyarakat Indonesia,berdasrkan data yang merupakan rujukan dari studi di Universitas Negeri Semarang ini, menunjukkan hasil sebagai berikut, data tersebut merupakan hasil olahan umbi-umbian dalam bentuk tepung(Octavianti Paramita, Anggraini Mulwinda, 2012)
Bukan tanpa maksud data diatas ditampilkan dalam bentuk pengolahan tepung, karena nantinya tepung-tepung dari olahan umbi-umbian ini akan lebih mudah diidentifikasikan jenis dari zat gizi yang terkandung, dalam umbi-umbian sendiri merupakan bahan pangan yang kaya akan zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, kadar abu, lemak nabati, dan juga air.
Dengan sumber daya yang bagus, tentunya harus diimbangi dengan pengelolaan bahan baku yang tepat dan sesuai prosedur, pengelolaan umbi-umbian merupakan hal yang harus diperhatikan karena memang ada beberapa spesies umbi-umbiantak dapat dikelola ataupun dikonsuumsi karena beracun atau beberapa alasan lain (Sapuan Gafar, 2009), seperti yang dibahas diawal bahwa umbi-umbian merupakan salah satu tanaman dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, selain dimanfaatkan sebagai olahan pangan bebrapa jenis umbi-umbian dapat dimanfaatkan sebgai obat-obatan tradisional, seperti yang ditulis oleh Dr.Arina Heidyana bebrapa umbi-umbian ini sehat untuk dikonsumsi dan dapat menjadi antibodi, contohnya seperti, beberapa umbi-umbian yangjuga rempah-rempah seperti Kunyit, jahe, dan bit, kemudian beberapa jenis dari bawang baik putih maupun bawang merah, (Dr.Arina Heidyana, 2020), bahkan beberapa jenis umbi-umbian juga dapat digunakan sebagai pewarna alami, kebanyakan diperuntukkan sebagai pewarna makanan, namun juga dapat digunakan sebagai pewarna tekstil, ataupun kebutuhan industri lainnya, beberapa tanaman tersebut merupakan umbi-umbian jenis ubi, lebih spesifik merupakan ubi ungu, yang memiliki kandungan warna antosianin yang terdapat melimpah di tiap kulit serta daging pada ubi Ungu (Siti Umi Salamah, 2017)
Kembali sabagai fungsi utama umbi-umbian sebenarnya yang sejatinya merupakan tanman yang kaya karbohidrat dan kandungan baik lainnya, tentunya akan sangat baik jika dikonsumsi sehari hari, sebagai bahan konsumsi tentunya rasa dan tampilan harus dibuat semenarik mungkin, begtu pula jika akan menjadi produk yang menjadi komoditi pasar, sudah selayaknya olahan dari umbi-umbian ini dibuat semenarik, dan secantik mungkin bagi pelanggan, berikut ini adalah beberapa olahan umbi-umbian yang coba dan sudah diterapkan dan dengan beberapa study kasus, antara lain :